Mengapa Istri Shalihah Menjadi Ratunya Bidadari?

Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)
dakwatuna.com - Bidadari, banyak pria menyebut wanita cantik sekaligus shalihah (baik) dengan sebutan itu, bahkan di tahun 2004 saya sempat menulis sebuah artikel “aku kan tetap pergi bidadari”, sebuah artikel yang menjadi doa dan mengantarkan saya hijrah dari Kalimantan Barat ke Jawa Barat pada tahun itu.
Bidadari itu makhluk yang diciptakan Allah untuk penghuni surga dan pelayan untuk manusia yang akan masuk surga. Laki-laki shalih yang memiliki istri di dunia kemudian masuk surga akan diberikan 70 bidadari yang tak pernah tua, selalu suci (terjaga keperawanannya). Lalu, mengapa istri yang shalihah dari pria yang shalih ini akan menjadi ratu bidadari?
Pertanyaan inilah yang kemudian saya coba mencari jawabannya, ini hanya hikmah bukan fatwa dan bukan pula perkataan para nabi dan ulama. Ini hanya hikmah dari sebuah perenungan saya yang faqir di hadapan Allah.
Jika saja wanita shalihah yang bersuami menyadari ini maka dia akan mengatakan, “Oh sungguh keren ya di surga jadi ratunya bidadari yang puluhan kali cantiknya dari bidadari yang ada di surga ” di dalam Alquran bidadari sebut hur’ain.
Mengapa Anda, wahai wanita shalihah yang memiliki suami menjadi ratu bidadari bahkan lebih dulu masuk surga ketimbang suami Anda?
Karena bidadari tidak pernah menghadapi kesulitan yang dirasakan wanita dunia. Bidadari yang diciptakan Allah tidak pernah merasakan kesulitan hidup di dunia, kesulitan menjaga kesucian, kesulitan untuk tergoda pria tidak bertanggungjawab terapi Anda menghadapi kesulitan-kesulitan itu.
Bidadari ciptaan Allah tidak merasakan berjuang di jalan Allah dengan berdakwah tetapi Anda sebagai wanita shalihah melakukannya.
Bidadari ciptaan Allah di surga tidak merasakan dicela, dicemooh, diolok-olok hanya karena menutup aurat seperti yang anda lakukan saat ini, Anda mendapat cibiran hanya karena berhijab.
Bidadari ciptaan Allah di surga tidak pernah merasakan kesusahan untuk taat pada suami karena mereka tidak menikah tetapi Anda harus tetap taat dan patuh kepada suami baik suka dan nggak suka.
Bidadari yang Allah ciptakan dan saat ini ada di surga tidak pernah merasakan perihnya hati ketika melihat anak-anak menginginkan makanan dan mainan sedangkan uang tidak ada, Anda sangat merasakan itu dan Anda bersabar.
Bidadari itu tidak pernah merasakan bagaimana kekurangan dalam hidup, harus berhutang karena gaji suami tidak pernah cukup, anak sakit harus ke rumah sakit, sedangkan Anda merasakan itu semua.
Jadi, Anda wanita shalihah yang menikah pantas menjadi ratunya bidadari di surga dengan tetap sabar, syukur, ikhlas dan tawakkal kepada Allah, karena bidadari itu tak pernah merasakan apa yang Anda rasakan. (usb/dakwatuna)


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2015/03/27/66442/mengapa-istri-shalihah-menjadi-ratunya-bidadari/#ixzz3Y6Fwb52Q 
Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar